Jumat, 24 April 2015

PERENCANAAN DALAM ISLAM

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan rasa syukur atas ke hadirat Allah SWT. Yang dengan rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat penulis buat. Shalawat serta salam tidak lupa pula penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua. Penerang dari zaman kebodohan menuju zaman yang cerdik pandai seperti pada saat sekarang ini. Semoga kita mendapatkan syafaat-Nya, amin-amin ya robbal allamin.
Dalam menuliskan makalah ini penulis akan membahas materi tentang “perencanaan Dalam Islam ”. Ucapan terima kasih kepada dosen, teman-teman dan pihak-pihak yang tidak disebutkan secara satu persatu. Karena atas kerja sama-nyalah penulis dapat menyelesaikan  makalah ini dengan baik. 
Dalam pembuatan makalah ini, kemampuan memaksimalkannya telah penulis curahkan. Namun penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan dan kelemahan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan, semoga dapat  memberikan manfaat. Amin.
                                               
Pekanbaru, April 2015

Penulis

. 19


1.1          Latar Belakang

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada perbandingan antara perencanaan dalam islam dan konvensional . Elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan secara islam.  
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

1.2           Rumusan Masalah

 Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.      Apa pengertian perencanaan secara konvensional dan syariah ?
2.      Apa saja unsur-unsur  perencanaan secara konvensional dan syariah ?
3.      Bagaimana perencanaan sumber daya  manusia secara konvensional dan syariah ?
4.      Bagaimana perencanaan  keuangan secara konvensional  dan syariah ?
5.      Bagaimana perencanaan produksi secara konvensional dan syariah ?
6.      Bagaimana perencanaan pemasaran secara konvensional dan syariah ? 

1.3            Tujuan

Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pengertian perencanaan secara syariah dan konvensional  (2) mengetahui unsur-unsur perencanaan secara syariah dan konvensional (3) mengetahui  bagaiman perencanaan sumber daya manusia secara syariah dan konvensional (4) mengetahui  bagaimana perencanaan keuangan secara syariah dan konvensional (5) mengetahui bagaimana perencanaan produksi  secara syariah dan konvensional (6) mengetahui bagaimana perencanaan pemasaran secara syariah dan konvensional

BAB II
PEMBAHASAN

2.1          Pengertian Perencanaan

Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how).

A.    Pengertian Perencanaan Secara Syariah
 Rumusan planning adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan. Penentuan ini juga mencanangkan tindakan secara efektivitas, efesiensi,  dan mempersiapkan inputs serta outputs. Perencanaan adalah untuk mengelola usaha, menyediakan segala sesuatunya yang berguna untuk jalannya bahan baku, alat-alat, modal, dan tenaga. Dalam bentuk suatu kelompok atau organisasi, yang hendak dicapai adalah keberhasilan, tentu di dalamnya terdapat apa yang disebut dengan perencanaan atau planning.

Kita sebagai umat muslim memiliki pandangan yang lebih bijak dan relevan daripada pendapat pendapat pakar perencanaan tersebut. Islam mengajarkan kita tentang studi perencanaan secara jelas terperinci dalam Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber segala ilmu yang menjadi pedoman kita untuk menindak lanjuti berbagai macam permasalahan hidup, begitu pun dengan perencanaan.
 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwa-lah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Hasyr, 18).
Pada ayat diatas Allah memanggil semua orang yang beriman supaya benar-benar melaksanakan takwa kepada Allah dengan menjalankan semua perintah Nya, kemudian bersiap-siap membenahi, membekali hari esok maupun maut dan persiapan di dalam kubur hingga diakhirat kelak, supaya lebih memperbanyak bekal yang berarti lebih beruntung dan terjamin kebahagiannya. Manusia yang hidup dimuka bumi ini pasti memiliki masalah yang berbeda-beda dan cara menyelesaikan masalah yang berbeda.

B.     Pengertian Perencanaan Secara Konvensional
Pengertian perencanaan menurut beberapa ahli:
1.      Nickles, McHugh and McHugh (1997) Perencanaan atau planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuaan starategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisaisi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya,bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global dan lain sebagainya.
2.      George R. Terry (1975) Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.
3.      Melville Brance, 1980 Perencanaan adalah proses aktifitas berkelanjutan dan memutuskan apa yang dapat dilakukan dan diinginkan untuk masa depan serta bagaimana mencapainya.
4.      Henry Fayol Perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek, program, prosedur, metode, sistem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.


C.     Perbandingan Perencanaan Secara Konvensional dan Syariah
1.      Secara konvensional perencanaan merupakan kegiatan pemilihan alternatif, program-program, prosedur guna untuk pencapaian tujuan perusahaan kedepannya. Secara syariah perencanaan adalah penentuan aktivitas yang akan dilaksanakan esok hari dengan mempertimbangkan manfaat dimasa yang akan datang didunia dan akhirat dengan berlandaskan Al-Qur’an dan hadist.
2.      Perencanan secara konvensional lebih mengutamakan tujuan kedepannya untuk kelangsungan hidup perusahaan. Sedangkan perencanaan secara syariah lebih mengutamakan manfaat dari apa yang sudah direncanakan dan yakin bahwa Allah melihat semua yang di lakukan.
3.      Perencanaan konvensional disusun dan dilaksanakan tanpa memikirkan kepentingan umum yang tidak ada kaitannya dengan tujuan perusahaan. Sedangkan perencanaan syariah mempertimbangkan kesejahteraan umum disamping mencapai tujuan perusahaan.

2.2          Unsur – Unsur Perencanaan

A.    Unsur – Unsur Perencanaan Secara Syariah
Perencanaan adalah suatu hasil pemikiran yang rasional dimana di dalamnya terdapat dugaan / perkiraan, perhitungan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Syarat mutlak suatu perencanaan harus mempunyai  tujuan yang jelas dan mudah dimengerti. Perencanaan harus terukur  dan mempunyai standard tertentu.
Perencanaan digolongkan sebagai fakta yang Objective  kebenarannya bahwa pemikiran yang rasional itu tidak atas khayalan belaka tetapi  suatu perhitungan berdasarkan Al-Qur’an dan hadist. Walau perencanaan mengandung unsur dugaan / pemikiran namun harus didasarkan pada suatu  standard  yang terukur. Perencanaan adalah sebagai tahap persiapan / tindakan pendahuluan untuk melaksanakan kegiatan dengan memperhatikan penyimpangan yang mungkin terjadi.
B. Unsur – Unsur Perencanaan Secara Konvensianal
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
1.      Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2.      Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan ?
3.      Dimana tindakan tersebut dilakukan ?
4.       Kapan tindakan tersebut dilakukan ?
5.      Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut ?
6.       Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut ?

2.3          Perencanaan Sumber Daya Manusia (Human Resource Planning)

A.    Perencanaan Sumber Daya Manusia Secara Syariah
Inilah beberapa contoh manajemen syariah yang dicontohkan para Nabi. Manajemen dalam organisasi bisnis (perusahaan) merupakan suatu proses aktivitas penentuan dan pencapaian tujuan bisnis melalui pelaksanaan empat fungsi dasar, yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling dalam penggunaan sumber daya organisasi. Oleh karena itu, aplikasi manajemen organisasi perusahaan hakikatnya adalah juga amal perbuatan SDM organisasi perusahaan yang bersangkutan.
Dalam konteks di atas, Islam menggariskan hakikat amal perbuatan manusia harus berorientasi pada pencapaian ridha Allah. Hal ini seperti dinyatakan oleh Imam Fudhail bin Iyadh, dalam menafsirkan surat Al-Muluk ayat 2 :
 “Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu siapa yang paling baik amalnya. Dialah Maha Perkasa dan Maha Pengampun.”
Ayat ini mensyaratkan dipenuhinya dua syarat sekaligus, yaitu niat yang ikhlas dan cara yang harus sesuai dengan syariat Islam. Bila perbuatan manusia memenuhi dua syarat itu sekaligus, maka amal itu tergolong baik (ahsanul amal), yaitu amal terbaik di sisi Allah.
Dengan menyediakan sumber daya insani, merupakan salah satu sarana untuk memudahkan implementasi Islam dalam kegiatan organisasi tersebut. Implementasi nilai-nilai Islam berwujud pada difungsikannya Islam sebagai kaidah berfikir dan kaidah amal (tolak ukur perbuatan) dalam seluruh kegiatan organisasi. Nilai-nilai Islam inilah sesungguhnya yang menjadi nilai-nilai utama organisasi. Dalam implementasi selanjutnya.


B. Perencanaan Sumber Daya Manusia Secara konvensional
Perencanaan sumber daya manusia adalah perencanaan strategis untuk mendapatkan dan memelihara kualifikasi sumber daya manusia yang di perlukan bagi organisasi perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan. Ada beberapa langkah strategis sehubungan dengan perencanaan sumber daya manusia. Langkah-langkah tersebut sebagaimana di jelaskan oleh Cestri,Husted, dan Douglas, adalah sebagai berikut :
Langkah pertama : respresentasi dan refleksi dari rencana strategis perusahaan perencanaan SDM sudah semestinya merupakan r epresentasi dan refleksi dari keseluruhan rencana strategis perusahaan. Misalnya saja perusahaan dalam 5 tahun ke depan bermaksud untuk mempertahankan tingkat keuntungan (profit) pada tingkat 10 persen. Oleh karena itu bagian personalia harus memastikan bahwa SDM yang direkrutdan dikembangkan mampu menunjang rencana perusahaan tersebut.
Langkah kedua : analisa dari kualifikasi tugas yang akan di emban oleh tenaga kerja.
Langkah ini merupakan upaya pemahaman atas kualifikasi kerja yang di perlukan untuk pencapaian rencana strategis perusahaan. Pada tahap ini, ada 3 hal yang biasanya dilakukan, yaitu analisa kerja atau lebih di kenal dengan analisis jabatan, deskripsi kerja, dan spesifikasi kerja atau lebih di kenal dengan spesifikasi jabatan.
Analisis jabatan merupakan persyaratan detail tentang enis pekerjaan yang di perlukan secara serta kualifikasi tenaga kerja yang di perlukan untuk mampu menjalankannya.Deskripsi jabatan meliputi rincian pekerjaan yang akan menjadi tugas tenaga kerja tersebut.Spesifikasi jabatan merupakan rincian karakteristik atau kualifikasi yang di perlukan bagi tenaga kerja yang di persyaratkan.
Langkah ketiga : analisa ketersediaan tenaga kerja
Langkah ini merupakan sebuah perkiraan tentang jumlah tenaga kerja beserta kualifikasinya yang ada dan di perlukan bagi perencanaan perusahaan di masa yang akan datang. Termasuk di dalam langkah ini adalah berapa jumlah tenaga kerja yang perlu di promosikan, di transfer dan lain sebagainya.
Pada langkah ini, berdasarkan evaluasi kegiatan perusahaan pada periode sebelumnya dan rencana perusahaan untuk periode berikutnya, maka perusahaan menganalisa apakah ketersediaan tenaga kerja yang di miliki perusahaan mencukupi untuk memenuhi tuntutan kebutuhan perusahaan di masa yang akan datang atau tidak. Dengan kata lain, analisa ketersediaan tenaga kerja juga perlu di hubungkan dengan rencana yang ingin di capai oleh perusahaan.
Langkah keempat : melakukan tindakan inisiatif
Analisa terhadap ketersediaan tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan dan keperluannya bagi masa yang akan datang membawa kepada tenaga kerja yang ada sudah memadai bagi operasionalisasi bagi perusahaan yang akan datang.
Langkah kelima : evaluasi dan modifikasi tindakan
Langkah keempat yang dilakukan tentunya akan senantiasa berubah dari masa ke masa. Sehingga perlu senantiasa di lakukan evaluasi terhadapa perencanaan SDM yang disesuaikan dengan perencanaan strategis perusahaan. Oleh karena itu, apa yang telah di rencanakandalam manajemen SDM juga harus senantiasa di evaluasi dan di lakukan tindakan korektif sekitarnya atau terjadi perubahan seiring dengan perkembangan yang terjadi perusahaan.
 

2.4           Perencanaan Keuangan

A.     Perencanaan Keuangan Syariah
Perencanaan keuangan secara Islam (Syariah) atau Islamic Financial Planning bersumber pada Al-quran dan Hadist. Karena sifatnya yang universal tidak hanya bisa diterapkan untuk muslim saja, non muslim yang tertarik dengan konsep dan produknya pun bisa dapat menerapkannya. Bagi non muslim, tidak berhubungan dan mengganggu hubungan beribadah kepada tuhannya masing-masing. Bahkan  ada nilai-nilai dasar yang sama dengan  agama-agama didunia ini yaitu nilai yang bersifat keadilan, kejujuran, tolong menolong, tidak berbuat kezaliman dan kerusakan, kesederhanaan, kepasrahan pada tuhan, dan berbagi kepada sesama manusia.
Bagi Individu muslim, tujuannya tidak sekedar mengumpulkan aset dan kekayaan, tidak juga sekedar meraih kebebasan finansial saja, tapi ada yang lebih dari sekedar itu. Pribadi muslim menginginkan pemaksimalan kepuasan  dalam mengalokasikan kekayaan. Alokasi kekayaan tentunya tidak hanya dihabiskan untuk kebutuhan hidup saja tapi juga peningkatan amal saleh kepada Allah SWT,  yang berujung kepada segala harta yang dimiliki digunakan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah SWT.  Pembeda pada Islamic Financial Planning VS Financial Planning terletak pada 4 hal yaitu:
1.      Cara mengelola Arus Kas
2.      Penentuan Prioritas dalam mencapai Tujuan hidup (bukan sekedar tujuan keuangan)
3.      Rencana Pencapaian harus menggunakan produk-produk yang halal baik secara zat, cara pengelolaan dan cara bertransaksinya. Menggunakan kaidah-kaidah yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis.
4.       Distribusi kekayaan (hibah, wasiat, waris)
B.     Perencanaan Keuangan Secara konvensional
Manajemen keuangan adalah kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yg  pada intinya berusaha untuk memastikan bahhwa kegiatan bisnis yang di lakukan  mampu mencapai tujuanya  secara ekonomis yaitu di ukur berdasarkan profit.
 Tugas manajemen keuangan di antaranya merencanakan  dari mana pembiyaan bisnis diperoleh dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan. Termasuk kedalam kegiatan manajemen keuangan adalah bagaimana agar dapat dipastikan hasil alokasi modal yang diperlukan untuk penjualan produk dapat selalu melebihi dari segala biaya yang telah dikelurkan, sebagaimana sebuah indikator pencapaian profit perusahaan.  
Inti  Rencana keuangan berisi daftar tujuan keuangan disertai dengan saran tentang cara bagaimana untuk mencapai hal itu , dan tentu saja disesuaikan dengan keadaan seseorang atau keluarga bersangkutan . Itulah sebabnya Perencana keuangan tidak dapat selalu memberikan jawaban secara umum kepada setiap orang .Karena situasi dan kondisi setiap orang berbeda , tujuan yang berbeda , strategi yang berbeda juga.

2.5          Perencanaan Produksi

A.    Perencanaan Produksi Secara Syariah
Al-Qur’an dan Hadis ra Rasulullah SAW. Memberikan arahan mengenai prinsip –prinsip produksi sebagai berikut:
1.      Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah Allah adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan amalannya.
2.      Islam selalu mendorong kemajuan dibidang produksi. Menurut Yusuf Qardhawi, islam membuka lebar penggunaan metode ilmiah yang didasarkan pada penelitian, eksperimen dan perhitungan. Akan tetapi islam tidak membenarkan penuhanan terhadap hasil karya ilmu pengetahuan dalam arti melepaskan dirinya dari Al-Qur’an dan hadis.
3.      Teknik produksi diserahkan kepada keinginan dan kemampuan manusia. Nabi bersabda: “ kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian”.
4.      Dalam berinovasi dan bereksperimen, pada prinsipnya agama islam menyukai kemudahan, menghindari mudharat dan memaksimalkan manfaat. Tawakal dan sabar adalah konsep penyerahan hasil kepada Allah SWT sebagai pemilik hak yang menentukan segala sesuatu  setela segala usaha dan persyaratan di penuhi dengan optimal.
Adapun kaidah-kaidah dalam berproduksi antara lain:
1.      Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
2.      Mencegah kerusakan dimuka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian, dan ketersediaan sumber daya alam.
3.      Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang harus dipenuhi harus berdasarkan prioritas yang ditetapkan agama, yakni terkait dengan kebutuhan untuk tegaknya akidah atau agama, serta untuk kemakmuran material.
4.      Produksi dalam islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan mandiri umat.
5.      Meningkatkan sumber daya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan fisik. Kualitas spiritual terkait dengan kesadaran rohaniahnya, kualitas mental terkait dengan etos kerja, intelektual, kreatifitasnya, serta fisik mencangkup kekuatan fisik kesehatan, efisiensi, dan sebagainya. Menurut Islam, kualitas rohaniah individu mewarnai kekuatan-kekuatan lainnya,sehingga mebina kekuatan rohaniah menjadi unsur penting dalam produksi islami.
B.     Perencanaan Produksi Secara Konvensional
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan.
Perencanaan produksi (Production Planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan sehingga sebagian besar perusahaan manufacture menempatkan fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan dalam satu kesatuan. 
Tujuan produksi bagi perusahaan adalah barang dengan spesifikasi tertentu memenuhi permintaan pelanggan. Pengaruh forecasting pada sistem perencanaan produksi dapat dikatakan tidak signifikan.Untuk mencapai tujuan, khususnya dalam perencanaan produksi dan pengendalian persediaan perusahaan perlu menyediakan fasilitas komunikasi  dan sistem informasi yang mendukung sistem pengolahan data terdistribusi. Program aplikasi database management system yang terintegrasi dengan sistem lainnya di lingkungan perusahaan sehingga bagian perencanaan produksi dan pengendalian persediaan memiliki sarana yang cukup handal yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif singkat. Bagian perencanaan dengan  mudah dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam menyusun perencanaan produksi.

2.6          Perencanaan Pemasaran

Perbedaan Perencanaan Pemasaran Syari’ah dan Pemasaran Konvensional
1.      Konsep dan Filosofi Dasar
Perbedaan yang mendasar antara pemasaran syariah dan pemasaran konvensional adalah dari filosofi dasar yang melandasinya. Pemasaran konvensional merupakan pemasaran yang bebas nilai dan tidak mendasarkan ke-Tuhanan dalam setiap aktivitas pemasarannya. Sedangkan dalam pemasaran berbasis syari’ah berdasarkan apa yang telah menjadi tuntunan ummat islam yakni tuntunan yang ada dalam Al-qur’an dan Hadits.
2.      Etika Pemasaran
Seorang pemasar syari’ah sangat memegang teguh etika dalam melakukan pemasaran kepada calon konsumennya. Ia akan sangat menghindari memberikan janji bohong, ataupun terlalu melebih-lebihkan produk yang ditawarkan. Seorang pemasar syari’ah akan secara jujur menceritakan kelebihan dan kekurangan produk yang ditawarkannya. Hal ini merupakan praktik perniagaan yang pernah dipraktekkan oleh Rasulullah SAW.

3.      Pendekatan terhadap Konsumen
Konsumen dalam pemasaran syari’ah diletakkan sebagai mitra sejajar, dimana baik perusahaan sebagai penjual produk maupun konsumen sebagai pembeli produk berada pada posisi yang sama. Perusahaan tidak menganggap konsumen sebagai “sapi perah” untuk membeli produknya, namun perusahaan akan menjadikan konsumen sebagai mitra dalam pengembangan perusahaan.

      Berbeda dalam pemasaran konvensional, konsumen diletakkan sebagai obyek untuk mencapai target penjualan semata. Konsumen dapat dirugikan karena antara janji dan kenyataannya seringkali berbeda. Setelah perusahaan mendapatkan target penjualan, mereka tidak akan memperdulikan lagi konsumen yang telah membeli produknya dan tidak akan memikirkan kekecewaan atas janji produk yang diumbar kepada konsumen.

4.      Cara pandang terhadap Pesaing
Dalam industri manajemen syari’ah tidak menganggap pesaing sebagai pihak yang harus dikalahkan atau bahkan dimainkan. Tetapi konsepnya adalah agar setiap perusahaan mampu memacu dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan pesaingnya. Pesaing merupakan mitra kerja yang turut serta meyukseskan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan, dan bukan sebagai lawan yang harus dimatikan.

5.      Budaya Kerja dalam Manajemen Syari’ah
Manajemen syariah harus mempunyai budaya kerja yang berbeda dari manajemen konvensional, sehingga mampu menjadi suatu keunggulan  dan nilai tambah dimata masyarakat. Budaya kerja yang harus dikembangkan adalah sebagaimana budaya kerja yang diteladani Rasulullah SAW., yaitu siddiq, amanah, tabligh,dan  fathanah.

BAB 3
PENUTUP

3.1           Kesimpulan

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis.
Suatu perencanaan memberikan konstribusi yang penting dalam pencapaian tujuan, namun dalam pencapaian tujuan tersebut kita harus memperhatikan lingkungan sekitar agar tidak ada yang dirugikan. Selain itu tujuan tersebut harus berlandaskan Al-Qur’an dan hadist yang memberikan manfaat dunia dan akhirat.

3.2           Saran

Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan serta berpatokan pada Al-Qur’an dan hadis.

 

Daftar pustaka 

Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Kencana, Edisi Pertama,  Jakarta 2010. 

Nasution, Nustafa Edwin, dkk , Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, Kencana, Jakarta, 2010. 

Abu Sinn, Ahmad Ibrahim, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer,  PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008. 

Siagian, Sondan p ,manajemen SDM, Bumi Aksara , Edisi Pertama,  Jakarta, 2009.

Sutaro, Serba-Serbi Manajemen Bisnis, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012.


SISTEM INFORMASI PEMASARAN


        Sistem informasi pemasaran adalah kegiatan peseorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan pendistribusian promosi dan penentuan harga barang jasa dan gagasan. Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut. Sistem informasi ini merupakan gabungan dari keputusan yg berkaitan dengan:
  • Produk (product) : produk apa yang dibeli pelanggan untuk memuaskan kebutuhannya.
  • Promosi (Promotion) : Meningkatkan atau mendorong penjualan.
  • Tempat (Place) : Cara mendistribusikan produk secara fisik kepada pelanggan melalui saluran  distribusi.
  • Harga (Price) : Terdiri dari semua element yang berhubungan dengan apa yang dibayar oleh  
  • pelanggan.
  • Sistem informasi pemasaran mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi pemasaran 
    perusahaan. Subsistem intelejen pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan 
    perusahaan yang berkaitan dengan operasi pemasaran. 
    Komponen Model Pemasaran
    Tiap Subsistem out put menyediakan informasi tentang Subsistem itu sebagai bagian dari 
    bauran Subsistem produk menyediakan informasi tentang produk perusahaan. Subsistem 
    promosi menyediakan informasi tentang kegiatan periklana perusahaan dan penjualan 
    langsung. Subsistem harga membantu manajer untuk membuat keputusan harga.
    Komponen Input Pemasaran
    • Model digunakan untuk menghasilkan  informasi yang relevan yang sesuai dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model merupakan cetakan yang merubah bentuk input menjadi output. Model di sistem informasi pemasaran banyak digunakan untuk menghasilkan laporan keperluan anggaran operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi produk baru, pemilihan lokasi fasilitas, evaluasi penghapusan produk lama,penunjukan salesman, penentuan rute pengiriman yang paling optimal, pemilihan media iklan yang paling efektif danuntuk persetujuan kredit.
    • Komponen Basis Data Pemasaran 
    • Data yang digunakan oleh Subsistem out put berasal dari data base. Beberapa data dalamdata base adalah unik bagi fungsi pemasaran, tapi banyak .Yang berbagi dengan areafungsional lain.
    • Komponen Output Pemasaran 
    • Tiap Subsistem out put menyediakan informasi tentang Subsistem itu sebagai bagian daribauran Subsistem produk menyediakan informasi tentang produk perusahaan. Subsistempromosi menyediakan informasi tentang kegiatan periklana perusahaan dan penjualan 
    • Penetuan harga berdasarkan biaya.Beberapa poerusahaan menggunakan penentuan harga berdasarkan biaya dengan menentukan biaya-biaya mereka dan menambahkan markup yang  diinginkan. Jika perusahaan memilki SIA yang baik, tersedia data biaya yang akurat mambuat  tugas Subsistem harga menjadi mudah untuk mendukung penentuan harga berdasarkan biaya
    • Penentuan harga berdasarkan permintaan. Kebijakan harga yang kurang berhati-hati adalahpenentuan harga berdasrakan permintaan yang menetapkan harga sesuai dengan nilai yang  ditempatkan oleh konsumen terhadap produk.